Mau Cari Apa?

Friday 4 October 2019

Kebun Raya Cibodas, 6 April 2019

Friday, October 04, 2019 1 Comments
Berada di gerbang masuk Kebun Raya Cibodas.
Tanggal 6 April 2019 pukul 08.00 WIB kami sudah siap menuju Kebun Raya Cibodas. Semua barang telah di-packing tinggal dibawa saja nanti. Kami menuju Kebun Raya Cibodas dengan membawa tas kecil saja dan kami berjalan kaki menuju sana. Ternyata memang sangat dekat, tinggal naik tanjakan saja sudah langsung sampai. Setelah membayar uang tiket sebesar Rp 16.500,-/orang, kami langsung masuk dan mencari petunjuk arah di mana-mana setiap lokasi yang kami searching tadi malam berada. Kami mulai dengan rumah kaca. Dari pintu masuk, kami berjalan lurus sampai mentok dan belok ke kanan, lalu lurus, belok ke kiri, lurus lagi, belok lagi ke kiri, lurus lagi sampai ketemu dengan kantor LIPI. Setelah itu, kami masih harus berjalan lagi ke arah kiri, lurus lagi sampai mentok, lalu belok ke kanan, lurus lagi sampai ke ujung bertemu dua rumah kayu besar. Di belakang rumah kayu sebelah kiri, baru kami bertemu dengan rumah kaca. Bayangkan saja, baru kemarin kami turun mendaki dan ini harus berjalan lagi sampai ke ujung Kebun Raya Cibodas. Lebih sangat disarankan jika kalian ke sini menggunakan motor saja karena lokasinya yang sangat luas. Tetapi jika kalian ingin olahraga, bisalah berjalan kaki seperti yang kami lakukan ini.

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, 4 April 2019 #2

Friday, October 04, 2019 0 Comments
Di pendakian inilah saya sedikit kesal dengan Bang Dio, karena dia selalu nge-push saya untuk berjalan sedikit cepat. Saya sudah merasa tidak enak badan ketika melewati hot spring tadi, mungkin karena perubahan suhu yang terlalu mendadak. Setelah melewati hot spring yang hangat, suhu semakin dingin. Saya tahu, hari sudah semakin sore dan kami harus mengejar sampai di puncak sebelum maghrib tiba dan bisa membuka tenda di Alun-alun Surya Kencana. Rencana hanya sekedar rencana, ketika sampai di tanjakan setan pun waktu sudah sore dan sedikit gerimis. Melihat tanjakan setan yang cukup terjal tersebut, kami turun kembali dan mengambil jalur lain. Untuk apa membahayakan diri sendiri kalau ada jalan yang lebih mudah untuk dilewati. Manusia memang terkadang rumit dan nge-sok. Saya sih setuju dengan jokes khas Palembang, "kalo wong laen pacak ngapo nak kito nian?" (Kalau orang lain bisa kenapa harus kita?) Cukuplah pendaki lain saja yang melewati tanjakan setan itu, kami mencari aman saja.

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, 4 April 2019 #1

Friday, October 04, 2019 0 Comments
Tahun ini adalah tahun ke-delapan saya mengenal seorang pria yang bernama M. Dio Oktarustandy R. atau yang sering saya panggil Bang Dio. Saya mengenalnya sejak tahun pertama saya kuliah dulu. Sebagian besar pendakian yang saya lakukan selalu bersamanya. Dia bukan orang yang pertama kali mengenalkan gunung kepada saya dan dia juga bukan orang yang pertama kali mengajak saya mendaki gunung tetapi perannya dalam pendakian saya sangatlah berarti. Kebetulan saja setelah pendakian pertama saya pada tahun 2013 lalu, yang kebetulan juga bersamanya, saya mulai mempercayakan beberapa pendakian saya selanjutnya bersamanya. Jangan ditanya mengapa, karena saya pun tidak tahu. Atau mungkin karena dia sudah mengenal sifat saya (ini masih kemungkinan ya) jadi saya tidak perlu repot-repot beradaptasi kembali dengan orang baru, yang memang susah saya lakukan. Tambahan, kedua kakak perempuan saya pun sudah mengenal Bang Dio jadi jika ingin mendaki tinggal menjual namanya saja. Oh iya, indikator teman dekat menurut saya adalah jika saya sudah berani buang angin di depan mereka. Jadi, beruntunglah kalian yang pernah mendengar saya buang angin, baik yang disengaja maupun tidak sengaja 😁 Berarti kalian sudah saya anggap teman dekat saya karena menurut saya buang angin itu membutuhkan tempat yang nyaman.

Sunday 17 March 2019

Bukit Besak, 20 Januari 2019

Sunday, March 17, 2019 2 Comments
Ini adalah kali kedua saya mendaki Bukit Besak Lahat. Pendakian pertama saya ke sini dilakukan pada bulan September tahun 2015 lalu. Pendakian pertama yang saya lakukan setelah saya menjalani operasi tulang pada tiga jari kaki kiri saya yang patah waktu Kuliah Kerja Nyata (KKN) sewaktu saya masih menjadi mahasiswa dulu. Mungkin untuk cerita pendakian tersebut selengkapnya akan saya tuliskan di postingan saya selanjutnya. Sebenarnya sih cerita tersebut sudah ada di arsip blog saya, dasar saya saja yang pemalas!

Thursday 28 February 2019

The Failed Hero

Thursday, February 28, 2019 0 Comments
Cerita ini berawal dari renovasi atap rumah saya. Jadi, hari Minggu lalu kami sekeluarga sepakat untuk merenovasi atap teras belakang rumah kami. Teras belakang adalah tempat bernaung dan nongkrongnya Eson, semua kegiatan Eson dilakukan di bagian teras belakang rumah kami, dan kebetulan kamar tidur saya juga berada di belakang agar mudah memantau pergerakan Eson.

Monday 31 December 2018

Pasangan Serasi

Monday, December 31, 2018 0 Comments
Tidak terasa besok sudah memasuki tahun 2019. Saya sudah melewati hari-hari di tahun 2018 dengan berbagai macam cerita menyenangkan maupun menyedihkan. Akhir-akhir ini, saya pun sudah jarang menulis blog ataupun sekedar meng-update status di media sosial saya. Jujur, sejak Eball meninggal saya sedikit menjauhkan diri dari gadget dan lebih banyak menghabiskan waktu dengan Eson dan orang tua saya.

Sunday 25 November 2018

Goodbye, Eball

Sunday, November 25, 2018 0 Comments
Eball, kucing himalayan betina yang sudah tinggal bersama saya dan keluarga saya selama 3,5 tahun ini. Kucing pertama yang membuat saya tidak takut dengan kucing. Eball hadir di tengah-tengah keluarga saya ketika pertengahan tahun 2015. Tepat ketika saya mulai masuk kembali ke kampus setelah berbulan-bulan izin dikarenakan kecelakaan, yang mengakibatkan jari-jari kaki kiri saya patah.