Mau Cari Apa?

Sunday 25 November 2018

Goodbye, Eball

Eball, kucing himalayan betina yang sudah tinggal bersama saya dan keluarga saya selama 3,5 tahun ini. Kucing pertama yang membuat saya tidak takut dengan kucing. Eball hadir di tengah-tengah keluarga saya ketika pertengahan tahun 2015. Tepat ketika saya mulai masuk kembali ke kampus setelah berbulan-bulan izin dikarenakan kecelakaan, yang mengakibatkan jari-jari kaki kiri saya patah.

Eball pemberian dari keluarga ibu saya. Eball baru berusia 6 bulan ketika diserahkan kepada saya. Sebelum nama Eball melekat padanya, beberapa nama pernah kami berikan untuknya, yaitu Gebol dan Lupus. Eball hadir di tengah kesedihan saya karena tertinggal skripsi oleh teman-teman kuliah saya dan perasaan down pasca kecelakaan. Eball hidup bersama saya dan kakak perempuan kedua saya di kosan kami di Gang Buntu, Indralaya. Sehari pada saat mendapatkannya, kami langsung berbelanja kebutuhan-kebutuhan Eball di Persie Pet Shop Indralaya. Untuk pertama kalinya juga, pada hari itu saya berani memandikan kucing, hanya untuk Eball. Meskipun dia sempat mencakar leher saya. Setiap tengah malam, ketika kami sudah tidur, Eball selalu menjelajah setiap sudut kosan kami, sampai beberapa barang yang ada di atas lemari dan meja pun terjatuh. Herannya, meskipun mengganggu kami tidur tetapi kami tidak pernah marah dengan Eball.
Eball tumbuh semakin besar dan mulai mengalami birahi. Sampai birahi yang kesekian kalinya, akhirnya kami memutuskan untuk mengawini Eball dengan kucing lain. Dimulai dari Ivan, kucing persia exotic short hair peaknose. Ivan adalah kucing milik om Feri. Om Feri adalah tetangga jauh kosan saya, kira-kira rumahnya berjarak 100 meter dari kosan saya. Saya sering main ke rumah om Feri hanya untuk bermain dengan kucing-kucingnya dan bertanya sesuatu tentang kucing karena om Feri ini sudah lama memelihara kucing. Tetapi sangat disayangkan, Eball tidak mau dengan Ivan. Sudah seminggu lebih mereka didekatkan tetapi Eball tetap menggeram marah. Kami pun menyerah.
Ivan
Menjelang penghujung tahun 2015, ayah saya memberitahukan kepada kami bahwa ada temannya yang memelihara kucing dan mau menerima jika Eball ingin kawin dengan salah satu kucing mereka. Rumah teman ayah saya itu berada di Sukarami, Kota Palembang. Ternyata kucing-kucing mereka banyak sekali dan ada satu ruangan khusus di rumah mereka untuk kucing-kucing mereka. Kucing sebanyak itu hanya anak pertama dari teman ayah saya itu yang merawatnya. Nama anak teman ayah saya itu adalah kak Bowo. Alhamdulillah, mereka juga punya kucing himalayan dan berjenis kelamin jantan. Nama kucingnya Boni. Kami pun setuju untuk mengawini Eball dan Boni. Eball kami tinggal bersama Boni di rumah kak Bowo.
Eball dan Boni
Beberapa minggu Eball berada di sana tetapi tidak ada kabar gembira dari kak Bowo. Hingga pada akhirnya kami memutuskan untuk membawa Eball pulang. Tetapi pada shubuh di hari penjemputan kami, kak Bowo mengabari kakak perempuan kedua saya bahwa Eball dan Boni akhirnya kawin. Penjemputan Eball pun kami batalkan. Karena saya dan kakak perempuan kedua saya tidak berpengalaman mengurusi kucing hamil jadi kami mempercayakan kak Bowo yang mengurus Eball sampai lahiran. Pada tanggal 13 Februari 2016, Eball melahirkan tiga anak. Dua jantan dan satu perempuan. Bahagia sekali melihat Eball dan anak-anaknya. Meskipun sudah melahirkan, Eball masih tinggal di sana selama 3 bulan. Setelah 3 bulan, kami hanya membawa Eball dan satu anak Eball saja. Karena kami tidak sanggup mengurus kucing banyak jadi kami memutuskan untuk memberikan satu anak Eball yang betina ke kak Bowo dan satu anaknya lagi yang jantan diadopsi oleh teman kuliah saya. Anak Eball kami beri nama Eson. Eson memiliki arti anak laki-laki Eball. Sesederhana itu.
Eball dan anak-anaknya
Mengurus Eball dan Eson membuat saya lebih giat bekerja dan menabung. Vaksin mereka harus lengkap. Makanan mereka sengaja tidak kami ganti sejak pertama kali kami memelihara Eball, yaitu me-o tuna. Sampai Eson pun kami berikan me-o kitten. Sejak ada Eson, makanan Eball pun berubah menjadi me-o kitten karena kandungan nutrisinya yang lebih banyak. Tetapi kami juga sering mencampur makanan mereka dengan Royal Canin. Tanggal 21 Oktober 2018 adalah jadwal vaksin tahunan Eball. Beberapa tahun belakang ini, saya lebih memilih untuk mengunjungi klinik hewan drh. Jafrizal yang berada di Jalan Bank Raya XI karena kliniknya yang selalu buka pagi, yaitu pukul 08.00 WIB. Bahkan, beberapa kali saya ke sana sebelum pukul 08.00 WIB pun sudah ada dokternya. Seminggu setelah Eball divaksin yaitu pada tanggal 28 Oktober 2018, saya memandikan Eball karena seminggu yang lalu dia sempat buang air kecil di perjalanan ke klinik hewan tersebut.

Tanggal 1 November 2018 adalah hari ulang tahun Eball ke-4. Sepulang dari kerja, saya sempat membuat video Eball yang sedang makan sambil bernyanyi Happy Birthday. Dua atau tiga hari kemudian, nafsu makan Eball mulai berkurang. Sesekali harus saya suapi makannya.
Lalu pada tanggal 5 Nopember 2018, saya harus menginap di Palembang karena keesokan harinya tanggal 6 Nopember 2018 saya harus ke Jakarta untuk mengikuti tes CPNS. Saya berada di Jakarta selama tiga hari. Tanggal 8 Nopember 2018 sore, saya sudah berada di Palembang dan langsung menuju rumah saya yang berada di Betung. Sebelum pergi ke Jakarta, saya sudah menitip pesan kepada keluarga saya di rumah untuk menyuapi Eball makan, pokoknya Eball harus dipaksa makan.

Betapa terkejutnya saya ketika sampai di rumah, Eball terlihat lemas dan kesakitan. Ketika saya angkat untuk masuk ke kandang, Eball mengeong kesakitan ketika saya memegang bagian ketiak tangannya ke bawah. Saya izin tidak masuk kerja hanya sampai hari Kamis saja, hari Jumat saya harus masuk kerja seperti biasa. Pada hari Sabtu tanggal 10 Nopember 2018, saya baru berkesempatan untuk membawa Eball ke dokter. Seperti biasa, saya membawa Eball ke klinik hewan drh. Jafrizal di Jalan Bank Raya XI. Sebelumnya pada hari Jumat saya sudah menelpon klinik hewan tersebut dan yang mengangkat telponnya adalah drh. Rico Gunawan, dokter yang biasa menangani Eball. Saya tiba di sana sekitar pukul 09.00 WIB dan dilayani oleh drh. Fifit. Eball diperiksa dan diberikan infus karena kondisi badannya yang lemas. Awalnya, Eball dianjurkan untuk melakukan rontgen tetapi dibatalkan karena rontgen tidak bisa melihat bagian dalam tubuh, hanya dapat melihat bagian anatominya saja. Setelah beberapa puluh menit Eball diinfus, saya diberikan obat oleh drh. Fifit dan Eball disarankan untuk tetap dipaksa makan dengan makanan kaleng. Saya pun membeli dua kaleng Royal Canin Recovery untuk Eball. Setelah infus Eball dicabut dan melakukan pembayaran. Saya pun langsung pulang ke rumah, biar Eball tidak terlalu lama stress di jalan. Sesampai di rumah, saya langsung menyuapi Eball untuk makan dan minum. Agar obatnya bisa langsung dimakan oleh Eball.

Setiap shubuh jam 4 kurang, saya sudah bangun untuk menyuapi Eball. Jika kerja, saya menyuapi Eball pada saat jam 4 shubuh, jam 5 sore, jam 8 malam dan tengah malam. Jika saya sedang kerja, saya hanya menaruh makanan dan minumnya saja di dalam kandang. Setiap shubuh dan jam 5 sore juga saya harus memaksa Eball untuk mengonsumsi obat yang diberikan oleh dokter. Alhamdulillah, pada hari Kamis tanggal 15 Nopember 2018, kondisi Eball sudah kembali seperti semula. BAB dan BAK-nya sudah lancar, dia sudah mulai makan dan minum sendiri, dan dipegang pun sudah tidak mengeong kesakitan lagi. Saya memberitahukan progress Eball ke drh. Fifit melalui WA. Saya berencana untuk membawa Eball kontrol tetapi tidak di minggu ini dikarenakan kondisinya yang baru saja sehat.

Akhirnya pada tanggal 21 Nopember 2018, kebetulan juga tanggal merah, saya membawa Eball kembali ke klinik hewan drh. Jafrizal. Saya tiba di sana pukul 08.00 WIB dan drh. Fifit belum ada di sana. Yang ada hanya drh. Rico, Eball diperiksa oleh drh. Rico. Kata drh. Rico, kondisi Eball sudah kembali normal dan saya disarankan untuk memberikan nutri plus gel ke Eball untuk asupan nutrisinya dan saya pun menanyakan kira-kira kapan Eball bisa di-grooming. drh. Rico menyarankan agar Eball tidak dimandikan dulu karena masih dalam masa recovery, saya disuruh untuk menunggu 3-4 hari lagi. Jika kondisi Eball tetap stabil maka diperbolehkan untuk dimandikan.

Sesampai di rumah dari kontrol, Eball kembali stress, kondisinya sama seperti tanggal 10 Nopember 2018 lalu. Lesu kembali tetapi masih mau makan sendiri meskipun sedikit. Tanggal 21 Nopember 2018, nafsu makan Eball semakin menurun. Karena tidak sempat ke pets shop, saya baru bisa membeli nutri plus gel pada tanggal 22 Nopember 2018 dan kembali membeli makanan kaleng Royal Canin Recovery. Jadwal saya pun kembali lagi, menyuapi Eball pada jam 4 shubuh, jam 5 sore, jam 8 malam dan tengah malam. Pokoknya Eball harus makan. Pada tanggal 23 Nopember 2018, saya kembali membeli Royal Canin Recovery satu kaleng di pets shop langganan saya yang berada di dekat tempat kerja saya.

Hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan, bahkan sampai tahun demi tahun, hidup kami diwarnai oleh Eball dan Eson. Sampai pada akhirnya, tanggal 23 Nopember 2018 kemarin, Eball meninggalkan kami untuk selamanya. Hati ini rasanya hancur. Betapa terkejutnya saya ketika pulang kerja menemui Eball tergeletak di dalam kandangnya sudah tak bernyawa lagi. Saya menangis sejadi-jadinya. Salah satu hal yang paling saya takuti terjadi pada hari itu. Mata Eball terbelalak, lidahnya keluar dan mengeluarkan air dari mulut dan anusnya. Saya hanya menangis melihatnya, saya kuatkan hati saya untuk menggendong Eball. Dia lemas tak berdaya di pangkuan saya, tidak bergeming sama sekali. Ayah saya mendekati saya dan mencoba untuk menenangkan saya, tak saya hiraukan perkataan beliau. Saya tetap menangis sekeras mungkin.

Ayah saya mengatakan bahwa sekitar pukul 14.00 WIB lewat, Eball masih hidup, masih bisa melihat ke arah ayah saya dan bergerak. Hanya selang tiga jam, dia pergi untuk selamanya. Saya mencoba menelpon drh. Fifit tetapi nomornya tidak aktif. Lalu saya menelpon drh. Wiga, saya ceritakan keadaan Eball sekarang, drh. Wiga mencoba menjelaskan bahwa Eball memang benar-benar telah pergi. Eball tidak langsung kami kubur hari itu dikarenakan sudah maghrib. Jadi, kami memutuskan untuk mengubur Eball besok paginya pada tanggal 24 Nopember 2018 di halaman samping rumah saya. Setelah Eball dikubur, drh. Fifit baru membalas pesan WA saya. Setelah saya ceritakan kronologinya, drh. Fifit bilang bahwa kemungkinan terbesar Eball meninggal karena ada masalah pada bagian jantungnya. Dari awal drh. Fifit mengecek Eball, tidak ada tanda-tanda terkena virus dan karena Eball meninggalnya mendadak, satu kemungkinan hanya masalah jantung.

Setiap shubuh ketika keluar kamar saya selalu melihat Eball di dalam kandang depan kamar saya dengan satu harapan dan satu kekhawatiran. Apakah dia kembali sehat atau malah hal terburuk lainnya? Saya merasa tidak maksimal mengurusnya selama ini. Saya merasa tidak banyak membuat Eball bahagia selama dia hidup.
Click here for my Eball video.
Goodbye, Eball 😭😭

No comments:

Post a Comment