Eball, kucing himalayan betina yang sudah tinggal bersama saya dan keluarga saya selama 3,5 tahun ini. Kucing pertama yang membuat saya tidak takut dengan kucing. Eball hadir di tengah-tengah keluarga saya ketika pertengahan tahun 2015. Tepat ketika saya mulai masuk kembali ke kampus setelah berbulan-bulan izin dikarenakan kecelakaan, yang mengakibatkan jari-jari kaki kiri saya patah.
Eball pemberian dari keluarga ibu saya. Eball baru berusia 6 bulan ketika diserahkan kepada saya. Sebelum nama Eball melekat padanya, beberapa nama pernah kami berikan untuknya, yaitu Gebol dan Lupus. Eball hadir di tengah kesedihan saya karena tertinggal skripsi oleh teman-teman kuliah saya dan perasaan down pasca kecelakaan. Eball hidup bersama saya dan kakak perempuan kedua saya di kosan kami di Gang Buntu, Indralaya. Sehari pada saat mendapatkannya, kami langsung berbelanja kebutuhan-kebutuhan Eball di Persie Pet Shop Indralaya. Untuk pertama kalinya juga, pada hari itu saya berani memandikan kucing, hanya untuk Eball. Meskipun dia sempat mencakar leher saya. Setiap tengah malam, ketika kami sudah tidur, Eball selalu menjelajah setiap sudut kosan kami, sampai beberapa barang yang ada di atas lemari dan meja pun terjatuh. Herannya, meskipun mengganggu kami tidur tetapi kami tidak pernah marah dengan Eball.
Ivan |
Eball dan Boni |
Eball dan anak-anaknya |
Tanggal 1 November 2018 adalah hari ulang tahun Eball ke-4. Sepulang dari kerja, saya sempat membuat video Eball yang sedang makan sambil bernyanyi Happy Birthday. Dua atau tiga hari kemudian, nafsu makan Eball mulai berkurang. Sesekali harus saya suapi makannya.
Betapa terkejutnya saya ketika sampai di rumah, Eball terlihat lemas dan kesakitan. Ketika saya angkat untuk masuk ke kandang, Eball mengeong kesakitan ketika saya memegang bagian ketiak tangannya ke bawah. Saya izin tidak masuk kerja hanya sampai hari Kamis saja, hari Jumat saya harus masuk kerja seperti biasa. Pada hari Sabtu tanggal 10 Nopember 2018, saya baru berkesempatan untuk membawa Eball ke dokter. Seperti biasa, saya membawa Eball ke klinik hewan drh. Jafrizal di Jalan Bank Raya XI. Sebelumnya pada hari Jumat saya sudah menelpon klinik hewan tersebut dan yang mengangkat telponnya adalah drh. Rico Gunawan, dokter yang biasa menangani Eball. Saya tiba di sana sekitar pukul 09.00 WIB dan dilayani oleh drh. Fifit. Eball diperiksa dan diberikan infus karena kondisi badannya yang lemas. Awalnya, Eball dianjurkan untuk melakukan rontgen tetapi dibatalkan karena rontgen tidak bisa melihat bagian dalam tubuh, hanya dapat melihat bagian anatominya saja. Setelah beberapa puluh menit Eball diinfus, saya diberikan obat oleh drh. Fifit dan Eball disarankan untuk tetap dipaksa makan dengan makanan kaleng. Saya pun membeli dua kaleng Royal Canin Recovery untuk Eball. Setelah infus Eball dicabut dan melakukan pembayaran. Saya pun langsung pulang ke rumah, biar Eball tidak terlalu lama stress di jalan. Sesampai di rumah, saya langsung menyuapi Eball untuk makan dan minum. Agar obatnya bisa langsung dimakan oleh Eball.
Setiap shubuh jam 4 kurang, saya sudah bangun untuk menyuapi Eball. Jika kerja, saya menyuapi Eball pada saat jam 4 shubuh, jam 5 sore, jam 8 malam dan tengah malam. Jika saya sedang kerja, saya hanya menaruh makanan dan minumnya saja di dalam kandang. Setiap shubuh dan jam 5 sore juga saya harus memaksa Eball untuk mengonsumsi obat yang diberikan oleh dokter. Alhamdulillah, pada hari Kamis tanggal 15 Nopember 2018, kondisi Eball sudah kembali seperti semula. BAB dan BAK-nya sudah lancar, dia sudah mulai makan dan minum sendiri, dan dipegang pun sudah tidak mengeong kesakitan lagi. Saya memberitahukan progress Eball ke drh. Fifit melalui WA. Saya berencana untuk membawa Eball kontrol tetapi tidak di minggu ini dikarenakan kondisinya yang baru saja sehat.
Akhirnya pada tanggal 21 Nopember 2018, kebetulan juga tanggal merah, saya membawa Eball kembali ke klinik hewan drh. Jafrizal. Saya tiba di sana pukul 08.00 WIB dan drh. Fifit belum ada di sana. Yang ada hanya drh. Rico, Eball diperiksa oleh drh. Rico. Kata drh. Rico, kondisi Eball sudah kembali normal dan saya disarankan untuk memberikan nutri plus gel ke Eball untuk asupan nutrisinya dan saya pun menanyakan kira-kira kapan Eball bisa di-grooming. drh. Rico menyarankan agar Eball tidak dimandikan dulu karena masih dalam masa recovery, saya disuruh untuk menunggu 3-4 hari lagi. Jika kondisi Eball tetap stabil maka diperbolehkan untuk dimandikan.
Sesampai di rumah dari kontrol, Eball kembali stress, kondisinya sama seperti tanggal 10 Nopember 2018 lalu. Lesu kembali tetapi masih mau makan sendiri meskipun sedikit. Tanggal 21 Nopember 2018, nafsu makan Eball semakin menurun. Karena tidak sempat ke pets shop, saya baru bisa membeli nutri plus gel pada tanggal 22 Nopember 2018 dan kembali membeli makanan kaleng Royal Canin Recovery. Jadwal saya pun kembali lagi, menyuapi Eball pada jam 4 shubuh, jam 5 sore, jam 8 malam dan tengah malam. Pokoknya Eball harus makan. Pada tanggal 23 Nopember 2018, saya kembali membeli Royal Canin Recovery satu kaleng di pets shop langganan saya yang berada di dekat tempat kerja saya.
Hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan, bahkan sampai tahun demi tahun, hidup kami diwarnai oleh Eball dan Eson. Sampai pada akhirnya, tanggal 23 Nopember 2018 kemarin, Eball meninggalkan kami untuk selamanya. Hati ini rasanya hancur. Betapa terkejutnya saya ketika pulang kerja menemui Eball tergeletak di dalam kandangnya sudah tak bernyawa lagi. Saya menangis sejadi-jadinya. Salah satu hal yang paling saya takuti terjadi pada hari itu. Mata Eball terbelalak, lidahnya keluar dan mengeluarkan air dari mulut dan anusnya. Saya hanya menangis melihatnya, saya kuatkan hati saya untuk menggendong Eball. Dia lemas tak berdaya di pangkuan saya, tidak bergeming sama sekali. Ayah saya mendekati saya dan mencoba untuk menenangkan saya, tak saya hiraukan perkataan beliau. Saya tetap menangis sekeras mungkin.
Ayah saya mengatakan bahwa sekitar pukul 14.00 WIB lewat, Eball masih hidup, masih bisa melihat ke arah ayah saya dan bergerak. Hanya selang tiga jam, dia pergi untuk selamanya. Saya mencoba menelpon drh. Fifit tetapi nomornya tidak aktif. Lalu saya menelpon drh. Wiga, saya ceritakan keadaan Eball sekarang, drh. Wiga mencoba menjelaskan bahwa Eball memang benar-benar telah pergi. Eball tidak langsung kami kubur hari itu dikarenakan sudah maghrib. Jadi, kami memutuskan untuk mengubur Eball besok paginya pada tanggal 24 Nopember 2018 di halaman samping rumah saya. Setelah Eball dikubur, drh. Fifit baru membalas pesan WA saya. Setelah saya ceritakan kronologinya, drh. Fifit bilang bahwa kemungkinan terbesar Eball meninggal karena ada masalah pada bagian jantungnya. Dari awal drh. Fifit mengecek Eball, tidak ada tanda-tanda terkena virus dan karena Eball meninggalnya mendadak, satu kemungkinan hanya masalah jantung.
Setiap shubuh ketika keluar kamar saya selalu melihat Eball di dalam kandang depan kamar saya dengan satu harapan dan satu kekhawatiran. Apakah dia kembali sehat atau malah hal terburuk lainnya? Saya merasa tidak maksimal mengurusnya selama ini. Saya merasa tidak banyak membuat Eball bahagia selama dia hidup.
Click here for my Eball video.
Click here for my Eball video.
Goodbye, Eball ðŸ˜ðŸ˜ |
No comments:
Post a Comment